“Fuku wa uchi~~~~!!! “Fuku wa uchi~~~~~!!!” Itulah yang dilontarkan warga
Jepang setiap tahunnya pada perayaan setsubun setiap tanggal 3 Febuari.
Perayaan Setsubun 節分 diselenggarakan untuk
menyambut hari pertama musim semi di Jepang. Tradisi
setsubun ini juga merupakan perpaduan upacara mengusir arwah jahat yang awal
mulanya berasal dari tradisi masyarakat Cina. Pada tradisi ini juga
dilaksanakan upacara mamemaki (melempar kacang) di
beberapa kuil agama Buddha dan Shinto yang merayakannya.
Sebelum memasuki altar pelemparan kacang |
Warga Jepang
akan melemparkan kacang sambil mengatakan fuku
wa uchi yang berarti “datanglah keberuntungan”. Kacang
yang dilemparkan biasanya adalah kacang kedelai, tapi sering diganti dengan kacang tanah yang sudah disangrai matang.
Kacang tersebut dimasukkan ke dalam plastik kecil sehingga mudah untuk
dilempar. Ritual ini dianggap sebagai bentuk dari keinginan bebas
dari penyakit dan dikaruniai kesehatan sepanjang tahun. Biasanya di kuil Budha,
orang yang lahir pada tahun tersebut (tahun China) akan melemparkan kacang ke
orang lain. Tahun ini adalah tahun monyet, sehingga orang-orang yang lahir pada
tahun monyet dianggap memiliki keburuntungan lebih besar daripada orang biasa.
Selain itu, biasanya orang Jepang akan memakan kacang kedelai sebanyak jumlah
usia masing-masing.
Orang-orang yang lahir pada tahun monyet melemparkan kacang |
Kuil Shofukuji |
Setiap kuil di wilayah Jepang memiliki cara tersendiri
untuk merayakan ritual ini. Contohnya di Kuil Kitaguchi Hongu
Fuji Sengen Jinja, di kawasan kaki Gunung Fuji, Pref. Yamanashi memiliki
tradisi merayakan setsubun dengan melemparkan uang receh 5 yen dan beberapa
makanan ringan seperti kitkat, cokelat, dll.
Selain itu, di Kuil Entakuji tertentu juga mengundang orang-orang
yang sudah masuk ke dalam usia “yakudoshi”, yaitu memanggil laki-laki yang
memasuki usia 25, 42 dan 60 tahun serta perempuan yang berusia 19, 33, dan 60
tahun untuk melempar kacang kedelai pada perayaan ini. Mengapa usia tersebut?
Masyarakat Jepang memiliki kepercayaan perempuan dan laki-laki yang berusia itu
dianggap sangat rentan penyakit, malabahaya, dan gangguan dari luar lainnya.
Dengan melempar kacang, mereka dapat terlindungi dari hal-hal tsb. Kemudian
laki-laki dan perempuan yang berusia satu tahun lebih muda dan satu tahun lebih
tua dari usia yakudoshi dianjurkan
untuk datang ke kuil dan berdoa agar tetap terlindungi pada saat masuk ke dalam
usia yakudoshi.
Wah bukankan tradisi ini begitu menarik? Selain ritual
pelemparan kacang, banyak makanan lokal yang dijajakan pada perayaan ini lho! Nah
bagi Anda yang sudah masuk usia yakudoshi
atau lahir pada tahun monyet ini bisa coba lempar kacang dengan keluarga Anda
lho!
No comments:
Post a Comment