oleh Fadly Agustimahir
Michelin bagi saya lebih akrab sebagai merk ban motor daripada sebuah peringkat tempat wisata. Awalnya saya pun tidak tahu atau mungkin tidak mau tahu soal peringkat sebuah tempat wisata. Bagi saya, bagus tidaknya tempat wisata tergantung selera pribadi seberapapun tingginya peringkat yang diberikan oleh seseorang atau badan tertentu. Lantas kenapa pakai judul di atas? Itu karena saya pun baru tahu soal peringkat itu setelah tiba di sana dan berbicara dengan pengurusnya. Hehe.
Michelin bagi saya lebih akrab sebagai merk ban motor daripada sebuah peringkat tempat wisata. Awalnya saya pun tidak tahu atau mungkin tidak mau tahu soal peringkat sebuah tempat wisata. Bagi saya, bagus tidaknya tempat wisata tergantung selera pribadi seberapapun tingginya peringkat yang diberikan oleh seseorang atau badan tertentu. Lantas kenapa pakai judul di atas? Itu karena saya pun baru tahu soal peringkat itu setelah tiba di sana dan berbicara dengan pengurusnya. Hehe.
Pada tanggal 18 Oktober 2016, saya dan rekan berkesempatan untuk mengunjungi Itchiku Kubota Art Museum di kota Fujikawaguchiko. Ini adalah museum yang memperlihatkan koleksi kimono berseni tinggi serta koleksi manik-manik kaca.
Itchiku Kubota (1918-2003) adalah seorang seniman kimono ternama di Jepang yang membangkitkan kembali seni pencelupan warna, Tsujigahana, dari zaman Muromachi yang akhirnya dia sebut sebagai teknik Itchiku Tsujigahana. Karya utama beliau adalah ‘The Symphony of Light’. Sebuah karya yang direncanakan terdiri dari 80 kimono yang menggambarkan pemandangan alam di sekitar Gunung Fuji dalam 4 musim serta ruang angkasa. Karya ini dimulai dari pemandangan saat musim gugur. Sayangnya, baru 36 kimono yang selesai. Rencananya putra sulung Kubota akan meneruskan rencana ayahnya.
Museum ini terdiri dari 2 bangunan dan 1 taman. Bangunan utama berbentuk seperti piramid dan menjadi tempat utama untuk memajang kimono. Pada dasarnya kimono di sini dibuat untuk tujuan pameran, sehingga ukurannya sedikit lebih besar dari kimono biasa. Silahkan liat website ini untuk melihat koleksi lengkap kimono via internet. Yang aslinya lebih menawan. (^_^)
- foto dari Itchiku Kubota Art Museum - |
Bangunan baru dibuat dengan inspirasi dari karya arsitek ternama Spanyol, Gaudi. Hal ini bisa kita lihat dari bentuk pilar dan ornamen besi di teras lantai 2. Resepsionis, miniatur kimono, serta toko oleh-oleh dapat anda temukan di lantai 1 bangunan baru. Di lantai 2, ada kafe dengan pemandangan ke arah Gunung Fuji serta koleksi manik-manik kaca antik dari berbagai daerah. Uniknya, ada manik-manik kaca dari Jawa yang saya pribadi baru pertama kali melihatnya.
![]() |
- manik-manik kaca antik dari Jawa, Indonesia - |
Di belakang bangunan utama ada taman yang lebih pantas disebut hutan kecil, karena banyaknya pohon momiji yang ditanam di sana. Menurut pengurus, kurang lebih ada 300 pohon momiji yang ditanam di sekitar museum ini.
Harga tiket masuk untuk dewasa adalah ¥1,300. Agak terlalu mahal bagi saya. Tapi, suasana yang tenang, gemericik air, indahnya karya seni kimono, dan tata ruang yang nyaman menjadikannya tempat yang cocok untuk melepas penat. Cukup pesan coklat hangat setelah puas berkeliling, dan nikmati pemandangannya. Datang dan nikmati waktu luang anda di sini.
Foto di halaman ini diambil oleh penulis. Kecuali foto yang diberi keterangan.
No comments:
Post a Comment