Museum Seni Nakamura Keith Haring di kota Hokuto


oleh F. Agustimahir




Kota Hokuto tidak hanya menyimpan keindahan alam yang asri, namun juga merupakan tempat untuk museum-museum. Salah satu diantaranya adalah Museum seni Nakamura Keith Haring.

Museum ini didirikan pada tahun 2007 oleh Kazuo Nakamura, salah seorang kolektor karya seni Keith Haring. Nakamura pertama kali tertarik pada karya Keith Haring saat sering melakukan perjalanan bisnis ke New York, sekitar akhir tahun 80-an.



Saat itu, Keith Haring (1958 – 1990) yang merupakan salah satu seniman ternama di bidang budaya jalanan (street culture) banyak menghiasi stasiun dan lorong-lorong kereta bawah tanah New York dengan berbagai karya. Di stasiun bawah tanah inilah, Nakamura pertama kali melihat karya Haring dan mulai mencari cara untuk memperoleh karya ciptanya. 

Memasuki museum ini, pertama-tama kita akan disuguhi oleh karya instalasi dan gambar yang dipajang di satu ruangan khusus dengan pencahayaan yang minim, bahkan bisa dibilang gelap. Berbagai hiasan neon dipajang di dinding, membawa suasana ke akhir tahun 80-an. Salah satu karya di ruangan ini yang menarik perhatian saya adalah instalasi patung anak kecil menunggangi anjing yang terbuat dari lempengan alumunium tebal. Sayangnya, tidak boleh mengambil gambar di ruangan ini.


Keluar dari ruangan gelap tadi, kita akan memasuki ruangan luas yang memajang berbagai poster, lukisan, serta instalasi lempengan alumunium. Beberapa poster di sini ada yang digunakan untuk menyampaikan kegiatan seni, ada juga yang menyampaikan pesan tertentu. Seperti penolakan terhadap apartheid dan dukungan bagi penderita AIDS. Selain dari itu, ada juga lukisan-lukisan abstrak.



Lukisan ataupun poster buatan Haring tidak menggunakan banyak warna, tidak ada gradasi. Semuanya nampak tegas dengan garis tebal dan blok warna. Putih dan hitam adalah warna dominan di karya Haring.


Salah satu ciri khas dari Haring adalah tidak memberikan keterangan pada setiap karyanya. Haring ingin agar para penikmat karyanya memberikan penafsiran tersendiri.

Karya instalasi yang dibuat dari lempeng alumunium tebal ini lazim ditemukan di ruang terbuka publik di beberapa kota besar dunia. Banyak karyanya yang begitu jenaka, dibuat sedemikian rupa supaya anak-anak menyenanginya. Misalnya patung dua anak yang sedang bermain ini.


Selain dari karya Haring, museum ini pun menampilkan karya seniman kelahiran Etiopia, Wosene Worke Kosrof. Lukisan-lukisan abstrak yang ditampilkan di sini menggunakan warna-warna yang terang, didominasi garis, dan mengandung aksara dari bahasa Amhar, bahasa asli Etiopia.


Puas berkeliling di ruangan ini, selanjutnya kita akan memasuki toko ‘pop-shop’ yang menjual berbagai cendera mata yang menampilkan karya-karya Haring. Penjualan cendera mata ini berkaitan dengan Yayasan Keith Haring, yang membantu anak-anak yang membutuhkan serta para penderita AIDS. Di samping toko ini, ada juga café yang lantai, dinding, dan langit-langitnya dipenuhi corak hiasan khas Haring.



Jadi, kapan kita berkunjung ke sini?

No comments:

Post a Comment

Instagram