Oleh F. Agustimahir
artikel ini telah diunggah di situs Yamanashi-kankou
Buku catatan rekor dunia Guinness
mencantumkan Keiunkan, sebuah hotel sekaligus pemandian air panas di kota
Hayakawa, prefektur Yamanashi sebagai hotel tertua di dunia. Tercatat, hotel ini mulai beroperasi
sejak tahun 705. Hanya sekitar 3 tahun sebelum uang koin buatan pemerintah
Jepang beredar untuk pertama kalinya.
Sebagaimana layaknya di daerah lain, barter
digunakan untuk transaksi sebelum uang hadir. Saat itu beras, garam, kain, dan
berbagai komoditas lainnya digunakan sebagai uang. Termasuk yang terjadi di
Keiunkan. Para tamu
lazim membayar sewa kamar ataupun pemandian air panas dengan komoditas tersebut
di atas.
Saat ini jalan tempat Keiunkan berada
mungkin tergolong sebagai jalan yang sepi dan kecil. Namun, dahulu jalanan
tersebut adalah salah satu jalan utama yang ada. Ditambah dengan moda transportasi yang
tersedia, bermalam di perjalanan adalah hal yang lumrah. Letaknya yang
strategis serta sumber mata air panas yang dimiliki menjadi salah satu daya
tarik yang dimiliki Keiunkan.
Ada lagi
cerita menarik dari Keiunkan. Konon katanya pemandian air panas ini adalah
salah satu kegemaran dari dua orang tokoh Jepang yang saat itu bersaing untuk
menjadi penguasa. Takeda Shingen dan Tokugawa Ieyasu.
Lain dulu lain sekarang. Saat ini kota
Hayakawa adalah salah satu kota dengan penduduk paling sedikit dengan luas
wilayah paling besar di Jepang. Suasana yang tenang dan keindahan alam di
sekitar Keiunkan adalah salah satu pilihan terbaik untuk beristirahat bagi para
wisatawan yang memiliki jadwal padat menyusuri rute wisata emas dari Tokyo
hingga Kyoto atau sebaliknya.
Keiunkan saat ini dipimpin oleh generasi
ke-53. Menariknya,
keberlangsungan hotel ini tidak dipegang oleh keluarga yang sama sejak generasi
pertama. Namun, selalu disesuaikan dengan keadaan saat tongkat kepemimpinan itu
diserahkan. Yang saat ini menjadi generasi ke-53 pun dulunya adalah karyawan di
hotel ini. Beliau yang dipilih oleh untuk menjadi penjaga kelangsungan Keiunkan.
Di sini terdapat 6 pemandian air panas bagi
para pengunjung hotel. 2 pemandian untuk pengunjung pria, 2 pemandian untuk
pengunjung wanita. Keempat pemandian ini dalam beberapa jam sekali ditukar
peruntukannya.
Jika anda
menyewa kamar VIP, kamar ini dilengkapi dengan onsen pribadi di dalamnya. Onsen
pribadi ini terletak di balkon kamar yang menghadap ke arah sungai dengan
pegunungan seberangnya. Kamarnya luas dan nyaman. Ada
dua kamar VIP yang tersedia di hotel ini.
Beruntung, saat menginap di sana saya
mendapatkan kamar ini, dan saya pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan
tersebut untuk berendam sambil menikmati pemandangan dan gemericik air sungai. Setelah
membersihkan diri, saya pun langsung berendam. Awalnya saya kaget karena
suhunya yang cukup panas bagi saya, namun akhirnya terbiasa. Suasana yang
nyaman dan tenang hampir membuat saya tertidur saat berendam.
Berbicara tentang air panas, ada cerita menarik tentang air panas di sini. Kurang lebih 10 tahun yang
lalu pengelola generasi ke-52 dan ke-53 memutuskan untuk menggali sumber air
panas baru. Dengan mengandalkan firasat, pengelola generasi ke-52 menentukan
tempat yang akan digali.
Penggalian pun dimulai. Sumur tersebut
ternyata langsung mengeluarkan air panas di percobaan pertama. Air panas mulai
muncul di kedalaman 750an meter. Namun, pengelola meminta supaya penggalian
tetap dilanjutkan hingga kedalaman 888 meter. Saat ini air panas tersebut
mengalir dengan suhu 53 derajat celcius dan debit air 2 ton/detik!
Dalam
menjaga tradisi Jepang, Keiunkan tetap mempertahankan gaya ryokan, alias
penginapan tradisional Jepang. Yang tetap kukuh dengan kamar beralaskan tatami,
yukata bagi para tamu, dan tidur beralaskan futon.
Meski saat
ini tamu utama adalah warga Jepang, ada keinginan untuk mendatangan lebih
banyak wisatawan asing. Bahkan pihak pengelola telah memiliki futon khusus
dengan ukuran besar bagi para tamu yang memiliki tinggi badan di atas tinggi
rata-rata warga Jepang.
Soal
hidangan, rasa yang disajikan tidak perlu diragukan lagi. Makanan yang
disediakan sangat lezat dan cantik dipandang. Salah satu hidangan yang menarik
mata saya adalah talas kukus yang dibentuk menyerupai kerikil sungai dengan
ikan kecil di atasnya sebagai hidangan pembuka. Diiringi dengan awabi saus
wasabi, asinan gobou dan banyak hidangan lain yang
rasanya sayang jika dilewatkan.
Untuk hidangan utama, ada daging sapi koshu
yang dipanggang di atas batu lava gunung Fuji. Satu porsi terdiri dari 4 potong
daging sapi yang diiris tebal diiringi dengan potongan bawang daun, wortel,
shishito, dan shiitake. Sang pelayan memberitahu kami untuk menaruh semua sayur
terlebih dahulu sebelum dagingnya. Setelah minyak atau cairan dari sayur mulai
keluar dan membasahi batu lava, maka itu adalah saat yang tepat untuk menaruh
daging dan memanggangnya sesuai selera masing-masing.
Namun, yang patut menjadi catatan bagi para
pengunjung muslim adalah kesanggupan Keiunkan dalam memenuhi kebutuhan hidangan
halal. Mengingat keterbatasan pengelola, saat ini pihak pengelola belum bisa
menyediakan hidangan yang betul-betul sesuai dengan ketentuan halal. Jadi pastikan anda menyampaikan pada
pihak pengelola sejauh mana hidangan yang bisa anda santap sesuai dengan
keyakinan anda.
Dengan
segala kelebihan dan kenyamanan yang ditawarkan Keiunkan, tidak ada salahnya
untuk menjadikan Keiunkan sebagai salah satu tujuan wisata anda saat berkunjung
ke Yamanashi.
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteajoqq^^cc
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajopk.biz...^_~3:23 PM 15-Sep-20
segera di add Whatshapp : +855969190856