Akar dari cerita tentang Jindai Zakura bisa ditelusuri hingga zaman legenda Jepang, Yamato Takeru yang juga dikenal sebagai Pangeran Otsu yang melayani Kaisar Jepang ke-12. Sosok legendaris ini dipercaya sebagai orang yang menanam pohon ini ketika sedang melakukan perjalanan ke wilayah ini pada abad kesatu. Bagaimanapun juga, dia bukan satu-satunya sosok yang dikaitkan dengan pohon ini. Pendeta Buddha Nichiren (1222-1282) diceritakan pernah datang ke pohon ini ketika pohon ini terlihat layu dan nampak akan mengering dan mati. Keadaan tersebut membuat sang pendeta sedih sehingga dia berdoa memohon supaya lekas pulih. Tidak lama kemudian pohon tersebut pulih sepenuhnya dan semenjak itu dinamai sebagai Myoho-zakura (Sakura Saddharma). 

Di sepanjang jalan Kuil Jisso dimana pohon ini berada, ada satu pohon lagi yang harus dikunjungi: Uchuu Zakura atau Sakura Luar Angkasa. Pohon yang lebih kecil ini lahir dari biji Jindai Zakura, tapi hal itu bukan satu-satunya yang menjadikan pohon ini istimewa. Pada bulan November 2009 biji dari Jindai Zakura ini dibawa ke luar angkasa oleh NASA dan menghabiskan waktu sekitar 8 bulan mengitari bumi dari stasiun luar angkasa. Dari 118 biji yang dibawa ke luar angkasa saat itu, hanya 2 yang berhasil tumbuh. Salah satunya adalah Uchuu Zakura yang ada di halaman Kuil Jisso. Masih ada lagi hal menarik darinya, dimana biasanya sakura mekar dengan 5 kelopak, namun bunga sakura ini mekar dengan 6-7 kelopak.  

Sebagaimana disampaikan pada laporan BMKG Jepang pada 27 Februari, tahun ini sedikit lebih hangat daripada biasanya sehingga diperkirakan musim sakura mekar akan dimulai sekitar 20 Maret dan mekar penuh sekitar 27 Maret. Terkenalnya pohon ini diperkirakan akan menjadikan tempat ini penuh oleh pengunjung, jadi disarankan untuk berkunjung di hari biasa agar lebih leluasa. Pastikan kamu melihat keindahan mekarnya bunga Sakura yang hanya bisa dinikmati sekali dalam setahun dalam perjalanmu ke Yamanashi!